Eksplorasi Teks Akademik: Kajian Nilai, Bahasa, dan Penalaran
A.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di era globalisasi dan revolusi
industri, para lulusan Teknik Industri dihadapkan pada tuntutan tidak hanya
keahlian teknis, tetapi juga kesadaran kewarganegaraan, nilai-etika, serta
tanggung-jawab sosial. Artikel tersebut menyoroti bahwa dalam program studi
Teknik Industri, selain kompetensi rekayasa sistem, efisiensi, dan
produktivitas, aspek -nilai kebangsaan seperti nasionalisme, persatuan,
toleransi, demokrasi juga penting untuk dikembangkan.
B. METODOLOGI
Pendekatan kajian ini bersifat kualitatif
analitik teks:
1.
Memilih
satu teks akademik sebagai objek (Listiyana et al., 2025) karena focusnya
spesifik pada mahasiswa Teknik Industri dan nilai kewarganegaraan.
2.
Analisis
bahasa: mengecek struktur kalimat, kosakata teknis dan non-teknis, tingkat
kejelasan dan objektivitas.
3.
Analisis
keilmuan: menelaah kerangka teori yang digunakan, metodologi penelitian (apakah
kuantitatif/kualitatif), data dan pembahasan yang disajikan, serta kontribusi
terhadap bidang Teknik Industri.
4.
Analisis
nilai-kebangsaan: mencari elemen dalam teks yang menampilkan nasionalisme,
budaya lokal/Indonesia, semangat kebangsaan, etika akademik (misalnya
integritas, tanggungjawab sosial).
5.
Menyusun
laporan secara sistematis, dengan fokus pada kekuatan dan kelemahan teks.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1)
Analisis
Bahasa Akademik
I. Kelekatan kosakata dan gaya Bahasa :
·
Teks
menggunakan kosakata yang cukup formal dan akademik, misalnya “implementasi”,
“nilai‐nilai kewarganegaraan”, “mahasiswa Teknik Industri”, “metode pengumpulan
data”, “kuesioner”. Penggunaan istilah tersebut sesuai dengan standar tulisan
ilmiah di perguruan tinggi.
·
Ditemukan
perpaduan antara istilah dari ilmu sosial (nasionalisme, persatuan, toleransi,
demokrasi) dan istilah dari pendidikan tinggi atau teknik industri (“prodi”,
“teknik industri”, “mahasiswa”, “strategi implementasi”). Hal ini menunjukkan
tekst yang bersifat interdisipliner—menggabungkan aspek sosial dengan teknik
industri.
II. Kejelasan dan alur argumentasi
·
Artikel
memulai dengan latar belakang yang cukup jelas: pentingnya nilai
kewarganegaraan dalam program Teknik Industri.
·
Struktur
teks mengikuti bagan umum: pendahuluan, metode, hasil, pembahasan, kesimpulan,
referensi. Hal ini sesuai dengan pedoman jurnal teknik maupun sosial (lihat
pedoman jurnal Teknik Industri: judul, abstrak, kata kunci, pendahuluan,
tinjauan pustaka, metode, pembahasan, kesimpulan)
III.
Objektifitas
dan Netralitas
·
Teks
tampak menjaga objektivitas dalam penggunaan data (menggunakan kuesioner untuk
mahasiswa).
·
Namun,
karena tema nilai-kewarganegaraan agak normatif (menerapkan nilai kebangsaan),
ada potensi penggunaan bahasa persuasi (“berharap”, “meningkatkan pemahaman”)
yang sifatnya rekomendatif. Hal ini wajar dalam penelitian aplikatif
pendidikan, namun pembaca harus menyadari bahwa beberapa pernyataan bersifat
“sebaiknya” bukan “terbukti”.
IV.
Catatan
kritis
·
Belum
dapat diakses secara bebas seluruh rincian data (misalnya sampel, analisis
statistik) dari ringkasan yang diperoleh. Untuk analisis bahasa, ketersediaan
teks lengkap akan mempermudah pemeriksaan gaya kalimat (kalimat kompleks vs
sederhana), kehadiran jargon teknik, serta konsistensi terminologi.
·
Beberapa
istilah sosial-ilmiah (misalnya nasionalisme, persatuan) mungkin belum
didefinisikan secara eksplisit dalam konteks Teknik Industri—potensi ambiguitas
bagi pembaca teknik.
2)
Nilai
Keilmuan
I.
Kerangka
Teori dan Literatur
·
Penelitian
ini mengacu pada literatur kewarganegaraan dan pendidikan karakter, serta
mengaitkannya dengan program studi Teknik Industri. Hal ini menunjukkan upaya
integrasi antara pendidikan vokasi/teknis dengan nilai sosial-kebangsaan.
·
Namun,
dari ringkasan, tidak terlihat secara jelas literatur mendalam tentang aspek
spesifik Teknik Industri—misalnya efisiensi sistem, lean manufacturing,
ergonomi, atau analisis proses industri yang digabungkan dengan nilai
kewarganegaraan. Dengan demikian, kontribusi keilmuan dalam ranah Teknik
Industri mungkin masih relatif terbatas dan lebih dominan di ranah
pendidikan/kewarganegaraan.
II.
Metodologi
Penelitian
·
Penelitian
cenderung deskriptif (untuk mengetahui “nilai-nilai kewarganegaraan” mahasiswa)
dan bukan eksperimental atau kuasi-eksperimen yang menguji pengaruh intervensi
tertentu. Hal ini tidak mengurangi nilai penelitian, tetapi menempatkannya
sebagai penelitian aplikatif pendidikan, bukan penelitian teknik mendalam.
·
Metode
pengumpulan data berupa kuesioner yang disebarkan kepada mahasiswa Teknik
Industri di satu institusi.
III.
Data
dan Analisis
·
Dinyatakan
bahwa mahasiswa Teknik Industri memiliki pemahaman tentang
nilai-kewarganegaraan (nasionalisme, persatuan, toleransi, demokrasi) dari
hasil kuesioner. Namun, laporan ringkas tidak menyertakan data kuantitatif
secara mendetail (misalnya skor rata-rata, varians, uji statistik) dalam
ringkasan yang saya akses.
·
Untuk
memperkuat nilai keilmuan, penelitian ke depan dapat memanfaatkan kombinasi
metode kualitatif (wawancara mendalam) dan kuantitatif (skala likert, analisis
faktor) serta menghubungkan hasilnya dengan keluaran program studi Teknik
Industri (misalnya studi kasus implementasi nilai dalam proyek mahasiswa,
pengaruh terhadap kinerja tim, etika profesi).
3)
Nilai
– Nilai Kebangsaan
1.Refleksi nasionalisme dan persatuan
·
Teks
secara eksplisit menyebut nilai-kewarganegaraan seperti nasionalisme,
persatuan, toleransi, demokrasi sebagai bagian yang harus diinternalisasi oleh
mahasiswa Teknik Industri.
·
Dengan
demikian, artikel ini menegaskan bahwa pendidikan teknik tidak bisa lepas dari
konteks kebangsaan dan bahwa mahasiswa Teknik Industri sebagai bagian dari
generasi penerus bangsa memiliki tanggung-jawab untuk menjaga persatuan dan
keutuhan bangsa.
2.
Budaya
lokal dan identitas Indonesia
·
Meskipun
fokus utamanya adalah nilai kewarganegaraan secara umum, pernyataan dalam
artikel menunjukkan kesadaran akan kondisi Indonesia yang plural (beragam suku,
agama, budaya) dan pentingnya menumbuhkan toleransi di lingkungan kampus
teknik. Hal ini mendukung budaya lokal yaitu kebhinekaan dan semangat “Bhinneka
Tunggal Ika”.
·
Namun,
artikel belum terlalu menampilkan secara eksplisit nilai-budaya lokal spesifik
Teknik Industri (misalnya filosofi gotong-royong, kearifan lokal produksi,
sinergi industri daerah) – potensi untuk dikembangkan lebih lanjut.
3.
Etika
akademik dan profesionalisme
·
Nilai-kewarganegaraan
juga menyentuh aspek etika: mahasiswa diharapkan tidak hanya menguasai teknik
tetapi juga bersikap tanggung-jawab, mempunyai integritas, menghormati sesama,
dan berkontribusi terhadap masyarakat.
·
Dengan
demikian, penelitian ini memperluas dimensi kebangsaan menjadi karakter
profesional mahasiswa Teknik Industri: kejujuran, toleransi, kerjasama tim
lintas latar, dan kepedulian sosial.
D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Artikel “Strategi Implementasi
Nilai-Nilai Kewarganegaraan pada Mahasiswa Teknik Industri” berhasil
menunjukkan pentingnya integrasi nilai-kewarganegaraan (nasionalisme,
persatuan, toleransi, demokrasi) ke dalam ranah pendidikan Teknik Industri. Dari
segi bahasa akademik, penggunaan kosakata, struktur, dan objektivitas cukup
baik, meskipun ada ruang untuk memperjelas definisi istilah dan mengurangi
unsur normatif.
Secara keilmuan, penelitian
tersebut berkontribusi pada ranah pendidikan teknik—menunjukkan bahwa mahasiswa
teknik juga harus dibekali nilai sosial dan kebangsaan—meskipun koneksi
langsung ke aspek teknik (proses industri, produktivitas) masih agak terbatas. Nilai-kebangsaan
tampak cukup kuat dalam teks: semangat kebangsaan, budaya pluralitas bangsa,
etika akademik/profesional. Namun, aspek budaya lokal teknik atau valorizasi
kearifan lokal dalam konteks Teknik Industri bisa diperdalam.
REKOMENDASI
1.
Hubungkan
nilai-kewarganegaraan dengan hasil konkret dalam Teknik Industri (misalnya efek
nilai toleransi dalam tim proyek mahasiswa, dampak nasionalisme terhadap
inovasi lokal, atau penggunaan kearifan lokal dalam desain sistem industri).
2.
Gunakan
metode campuran (quantitative + qualitative) yang lebih luas, dengan pengukuran
statistika yang detail, serta studi kasus di beberapa institusi.
3.
Sisipkan
elemen budaya lokal atau nasional spesifik (contoh: etos gotong-royong dalam
produksi industri, penggunaan teknologi lokal) agar nilai-kebangsaan menjadi
lebih konkret dan kontekstual bagi mahasiswa Teknik Industri di Indonesia.
4.
Perkuat
definisi istilah sosial (nasionalisme, persatuan, toleransi) dalam konteks
teknik industri agar pembaca teknik dan non-teknik memahami dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
·
Aliya
Salsabila L, Billy Jovan Santoso dan Venta Ria Listra. (2025). STRATEGI
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEWARGANEGARAAN PADA MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI
·
Cahyani,
Aditya Rafie, Eisya dan Laksana Damar. (2024). Peran Nilai Pancasila dalam
Memupuk Persaudaraan dan Toleransi Mahasiswa Prodi Teknik Industri di
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
·
Intan
Sari Yanti. (2024). HUBUNGAN PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP NILAI-NILAI
NASIONALISME MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UPNVJ

Komentar
Posting Komentar