TUGAS MANDIRI 3A
1. Membaca dengan cermat Materi
Pembelajaran 3
Dalam konteks pendidikan tinggi, kemampuan
membaca dan menulis secara kritis merupakan keterampilan esensial yang
mencerminkan proses berpikir ilmiah. Teks akademik dan ilmiah tidak hanya
berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai media untuk
menyampaikan dan mengembangkan pengetahuan secara sistematis dan bertanggung
jawab. Literasi akademik menjadi dasar utama bagi mahasiswa dalam memahami,
mengevaluasi, serta menghasilkan gagasan dan penelitian yang berkualitas,
sejalan dengan pernyataan William Zinsser bahwa “menulis adalah berpikir yang
terlihat”.
Teks akademik adalah bentuk tulisan yang
digunakan di lingkungan pendidikan untuk mengomunikasikan ide, refleksi, dan
analisis secara terstruktur. Sementara itu, teks ilmiah menitikberatkan pada
penyajian hasil penelitian dengan pendekatan metodologis yang ketat. Perbedaan
utama antara keduanya terletak pada fungsi dan tingkat formalitasnya: teks
akademik lebih fleksibel dalam gaya penulisan, sedangkan teks ilmiah
mengutamakan objektivitas, sistematika, dan kepatuhan terhadap kaidah ilmiah
seperti model IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion).
Karakteristik utama teks ilmiah mencakup
objektivitas, rasionalitas, penggunaan bahasa baku, dan dukungan bukti empiris
yang terverifikasi. Penulis harus menyajikan data secara faktual tanpa
memasukkan opini pribadi yang tidak berdasar. Dalam penulisan akademik,
struktur umumnya terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup. Pendahuluan
mengemukakan latar belakang dan tujuan, bagian isi menyajikan argumen dan
analisis, sedangkan penutup memberikan kesimpulan serta rekomendasi.
Teknik penulisan akademik yang baik menuntut
kejelasan, konsistensi, dan integritas ilmiah. Penulis harus menggunakan bahasa
formal, menghindari plagiarisme dengan mencantumkan sumber secara benar, serta
menjaga alur logika melalui penggunaan transisi yang tepat antarparagraf.
Selain itu, pemahaman terhadap audiens dan konteks penulisan sangat penting
agar pesan ilmiah tersampaikan secara efektif dan kredibel.
Literasi kritis menjadi aspek penting dalam proses akademik karena memungkinkan mahasiswa menilai validitas, relevansi, dan bias dalam suatu teks. Kemampuan ini berimplikasi pada meningkatnya kualitas pembelajaran dan penelitian. Untuk memperkuat literasi akademik, institusi pendidikan perlu menyediakan pelatihan penulisan ilmiah, memfasilitasi penggunaan alat bantu referensi, serta membangun komunitas penulis akademik. Dengan demikian, mahasiswa dapat menjadi penulis yang berpikir kritis, komunikatif, dan beretika dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan.
2. RINGKASAN
Teks akademik merupakan bentuk tulisan yang digunakan dalam konteks pendidikan tinggi untuk mengomunikasikan gagasan, hasil penelitian, dan argumentasi secara sistematis serta berdasarkan kaidah ilmiah. Sementara itu, teks ilmiah lebih menekankan pada penyajian hasil penelitian atau temuan ilmiah dengan metode yang dapat diuji secara empiris. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada fungsi dan konteks penggunaannya: teks akademik bersifat lebih luas dan mencakup berbagai jenis tulisan (esai, laporan, makalah, skripsi), sedangkan teks ilmiah fokus pada penyampaian pengetahuan yang dihasilkan melalui penelitian ilmiah.
Karakteristik teks ilmiah mencakup objektivitas, rasionalitas, sistematis, dan berbasis data yang dapat diverifikasi. Bahasa yang digunakan bersifat formal, denotatif, dan mengikuti struktur logis yang jelas. Adapun struktur teks akademik umumnya terdiri atas pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan), isi (pembahasan atau argumentasi), serta penutup (kesimpulan dan rekomendasi). Dalam penulisan akademik, prinsip utama yang harus dijaga meliputi kejelasan, koherensi, keaslian gagasan, serta penggunaan sumber referensi yang akurat melalui sitasi yang benar.
Literasi kritis memiliki peran penting dalam membaca dan menulis teks akademik, karena membantu penulis dan pembaca menilai validitas, relevansi, dan bias dalam suatu teks. Kemampuan ini memungkinkan individu tidak hanya memahami isi, tetapi juga mengonstruksi makna baru secara reflektif. Implikasi dari rendahnya literasi akademik dapat berupa lemahnya kualitas penelitian dan kurangnya daya saing akademisi. Oleh karena itu, peningkatan literasi akademik perlu dilakukan melalui pembiasaan membaca kritis, pelatihan penulisan ilmiah, serta penerapan etika akademik yang ketat di lingkungan pendidikan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA :
·
D Cahyono (2018). Teknik Penyusunan dan
penulisan tesis. Malang: Universitas Negeri Malang
Press.
·
E Pasaribu (2024). Membangun Kompetensi
Penulisan Teks Akademik “ Panduan Praktis Untuk Mahasiswa”. journal.amikveteran
Komentar
Posting Komentar